Resensi Buku: Pangeran Cilik (Le Petit Prince)

PERSEPSI  HIDUP ORANG DEWASA DI MATA ANAK-ANAK


Pertama kalinya melihat cover buku ini, saya mengira ini adalah cerita anak. Namun, ketika saya mulai membacanya, buku ini mungkin agak sedikit berat untuk dicerna anak-anak. 


Pangeran Cilik bercerita tentang seorang pilot yang terdampar di gurun pasir. Pesawat yang dikendarainya rusak. Dia harus memperbaiki pesawat itu untuk kembali. Dia harus bertahan hidup sendirian. Di situlah, saat ketika si Pilot merasa kehidupannya terasa begitu sial, seorang bocah mendatanginya. 


Si bocah memperkenalkan diri dengan sebutan Pangeran Cilik. Dia bercerita kalau dirinya tidak sengaja terjatuh dari planetnya. Bayangkan? Bagaimana seorang bocah cilik jatuh dari planet? 


Barangkali memang bisa karena dikisahkan kalau planet Pangeran Cilik sangat kecil sekali. Dia bahkan merasa akar baobab dapat menghancurkan planet itu. Namun, yang saya tangkap bahwa itu adalah simbol. Simbol ketika seorang sedang dihadapkan pada masalah yang pelik, dia akan merindukan masa kanaknya, ketika segala sesuatunya terlihat tampak mudah dan tidak ruwet.


Jika kamu membuka lembaran berikutnya, kamu akan menemukan simbol-simbol lain, gambar kambing, tanaman mawar yang hanya satu, pemabuk, seorang raja, seseorang yang pekerjaannya hanya menghitung bintang-bintang, dan lain sebagainya. Dari sana dapat kita ketahui bahwa segala sesuatu hal yang tidak penting (dalam kaca anak-anak), bisa menjadi hal penting bagi orang lain. 


Secara keseluruhan, buku ini bagus untuk dibaca, pun dapat membuat pembaca merenung dalam, bahwa setiap orang pasti akan memiliki tafsiran terhadap sesuatu, dan segalanya merupakan berharga bagi orang itu. Menghargai serta menghormati adalah sikap yang tepat.


Namun, apabila kamu tidak menyukai cerita berat, kamu bisa membaca novel saya yang ringan, berjudul Withered and Blossomed

Posting Komentar

0 Komentar