Ulasan Drakor: It's Okay that Love


AIR MATA DAN PELUKAN


Bagi pencinta drama Korea pastinya sudah tidak asing dengan drama satu ini. Namanya It's Okay, that Love. Sebuah drama yang menekankan tentang psikologi, persahabatan, rasa simpati, dan pentingnya menghargai orang lain. 

Drama ini dibuka dengan adegan Jang Jeo Yeol (In Sung) yang sedang berpesta merayakan ulang tahunnya. Kemudian kakaknya, Jang Jeo Beom (Yang Ik-Joon), datang dan menusuk Jeo Yeol dengan garpu. Dari situlah mala petaka datang.

Pertama kali memutuskan menonton drama ini adalah untuk melepaskan kepenatan. Jujur dua minggu terakhir ini saya sedang mengalami titik rendah sekaligus kebodohan yang membuat kepala sakit serta rasa seperti tertusuk di hati. Namun, ternyata menonton drama ini membuat saya semakin tertekan sekaligus depresi. Pasalnya seluruh emosi yang dikeluarkan tokohnya, dapat saya rasakan. Saya mengutuki dan menyanjungi akting para pemainnya. Saya mungkin akan beneran gila, bila saja tidak bisa menguasai diri (emosi) dengan baik. Saya sampai harus melakukan meditasi, hal yang tidak pernah saya lakukan sebelumnya.

Oke, kembali ke drama ini. Drama bergenre psikologi ini, mengingatkan bahwa tidak ada satu orang pun yang benar-benar terbebas dari sakit mental dan gangguan jiwa. Kita semua adalah pasien. Bahkan melampiaskan kemarahan kepada orang lain dalam bidang psikologi, bisa diartikan kecatatan mental atau yang tidak bisa berempati, dikatakan juga mengalami kecatatan (Saya lupa apa namanya dan sedang malas untuk melakukan riset. Intinya seperti itu). Kita juga bisa terserang mendadak penyakit-penyakit seperti itu. Analogi sederhananya, penyakit-penyakit itu seperti flu di musim dingin atau diare ketika salah makan. Hal itu bisa disembuhkan walaupun tanpa bantuan orang lain, asalkan terus belajar dan sadar diri (Ini yang sangat sulit bagi remaja akhir menuju dewasa seperti saya sekarang ini).

Pada dasarnya, kita semua pasti mengalami masalah, tetapi bagaimana kita menerima dan memecahkannya merupakan perbedaan satu orang dengan orang lainnya. Semuanya tergantung kepiawaan masing-masing dalam memecahkan masalah. Bila berhasil, kamu akan menjadi orang lebih bijaksana, lebih dewasa, dan bisa juga menjadi penyembuh bagi orang lain. Bila tidak berhasil, maka terbenamlah dirimu pada kubangan lumpur seperti itu selamanya.

Secara keseluruhan, drama ini menurut saya bagus, rekomendasi sekali, meskipun memang akan lebih asyik lagi jika ditambahkan bagaimana menyembuhkan dan cara Jae Yeol yang memiliki penyakit skizofrenia untuk sembuh.

Satu hal yang saya ingat dari drama ini adalah bagaimana kita bisa saling menghargai suatu perbedaan psikis setiap orang, bisa saling memaafkan, belajar menjadi pribadi yang lebih baik, dan tentunya tidak menyimpan dendam, termasuk kepada masa lalu maupun orang lain. Kita hidup untuk pertama kalinya, pasti tidak luput dari yang namanya salah, tetapi bagaimana cara kita untuk tidak terjatuh dalam lubang yang sama, merupakan perbedaan kita dengan keledai.

Dialog yang saya ingat, "Kamu bukan orang picik kan dengan tidak bisa menerima orang yang tidak sama denganmu (gila atau memiliki gangguan kejiwaan)?"





Posting Komentar

0 Komentar