resensibuku
Resensi Buku: Looking for Alaska
LAUTAN PENDERITAAN
Cerita ini dimulai dari pesta perpisahan Miles Halter yang memutuskan untuk pindah sekolah. Tidak ada satu pun temannya hadir, kecuali Marie Lawson dan pacarnya, Will. Tapi kedua orang itu, bukan teman baik Miles. Mereka hanya sekadar mampir ke sana.
Bukan karena tidak mempunyai temanlah, Miles ingin pindah sekolah. Dia ingin mencari Kemungkinan Besar. Sesuatu yang mungkin akan mengubahnya kelak, atau ibaratnya kura-kura harus keluar cangkang untuk melihat keindahan dunia dari banyak sisi.
Di sanalah, di sebuah sekolah berasrama bernama Culver Creek, Miles berkenalan dengan Alaska, Chip (Kolonel), Takumi, dan Lara. Miles pun mendapat julukan baru: Pudge.
Setelah membaca buku ini, alih-alih terkesan dengan Miles (yang keseluruhan novel ini diambil dari sudut pandang Miles), saya malah terkesan dengan Alaska, seorang gadis pengacau yang suka sekali merokok, minum-minum, serta hubungan seks.
Alaska susah dimengerti. Dia merupakan seorang gadis yang diotaknya selalu dipenuhi ide-ide jail. Banyak orang pernah menjadi korbannya. Namun, lebih dari itu, semua orang merasa kehilangan ketika Alaska meninggal.
Siapa tahu, gadis seriang Alaska ternyata memiliki sisi lemah; sebuah sisi penuh penderitaan tiada henti; sisi yang jauh lebih menyedihkan daripada yang telah terjadi kepada Miles.
“Aku lupa! Ya Tuhan, berapa kali akku bias mengacau?” katanya pelan. Aku bahkan tak sempat mempertanyakan apa yang terlupa olehnya sebelum ia berteriak lagi, “Pokoknya aku harus pergi. BANTU AKU PERGI DARI SINI!”
Kehidupan layaknya sebuah labirin. Dan Alaska selalu bertanya, “Bagaimana keluar dari labirin ini?”
Jawabannya, tentu saja setiap orang memiliki versi berbeda. Itu labirin kita, kita sendiri yang harus mencari jawabannya, bukan orang lain.
Dan Alaska, sepenuhnya telah mengubah Miles Halter alias Pudge.
Penceritaan novel ini lumayan unik karena diceritakan dalam bentuk mirip buku harian dengan penanda waktu sebelum kematian Alaska dan sesuadah kematian Alaska.
Untuk menutup review ini, seperti halnya Miles yang menyukai kata-kata terakhir dari para tokoh, saya juga akan menutup review ini dengan epilog dari sebuah drama Korea berjudul : Kill Me, Heal Me.
Ada ruang bawah tanah pada kehidupan setiap orang. Bila kamu tidak menyalakan lampunya, ruang bawah tanah akan semakin gelap dan gelap. Maka, kamu harus turun untuk menyalakannya. Apabila itu terlalu menakutkan, gandeng tangan seseorang yang sangat kamu percayai.
Identitas Buku:
Judul: Looking for Alaska
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: Keenam, Agustus 2015
ISBN: 978-602-03-0732-9
Tebal: 288 Halaman
Posting Komentar
0 Komentar