Buku Saya: Kedai Sulap
KEDAI SULAP
Blurb:
Barangkali penyihir itu hanya menampakkan dirinya kepadaku karena aku antusias terhadap cerita itu. Maka aku memutuskan untuk melestarikan kisah Kedai Sulap. Aku juga sangat berharap, suatu hari nanti dapat bertemu dengan si penyihir lagi.
Cerita Penulis:
Kedai Sulap. Ini adalah salah naskah saya yang rasanya uwow sekali.
Sekitar tahun 2018, saya berada di titik rendah dalam hidup. Saat itu saya menyadari bahwa kehidupan ini terasa menyebalkan. Saya marah kepada banyak orang. Intinya, saya sering menutup pintu kamar dan mulai tenggelam dalam keterpurukan.
Rasanya kayak tidak ada siapa pun bisa menghibur saya, sehingga saya pun sering menangis.
Pada waktu itulah, saya memutar lagu berjudul Magic Shop. Dibawakan oleh BTS, alias Bangtan Sonyeondan. Sekali, tiga kali, lima kali, tujuh kali, saya memutarnya untuk memberi semangat kepada diri sendiri bahwa satu-satunya orang yang bisa menghibur diri saya adalah diri saya sendiri.
Selang beberapa hari berlalu. Saya masih tetap seperti itu. Merenungi diri saya sendiri. Saya juga mendengarkan lagu-lagu BTS yang lain, tapi yang paling sering saya putar yakni Magic Shop. Saya sangat menyukai liriknya: ketika kau membenci dirimu sendiri. Ketika kau ingin menghilang, ciptakan sebuah pintu di dalam hatimu. Jika kau buka pintu itu lalu masuk ke dalamnya, sebuah tempat akan menunggumu. Tak apa, percaya saja. Itu akan menghiburmu, Magic Shop.
Dari lirik itu seakan mengingatkan saya bahwa ketika kamu sedih dan tidak ada seseorang pun yang ada di dekatmu, tidak apa-apa. Kamu bisa membuka pintu dalam hatimu dan menemukan arti penting adanya dirimu di kehidupan ini.
Seiring saya bangkit dari keterpurukan, lirik lagu itu semakin mengiang di pikiran. Hingga sebuah ide mematik pikiran, bagaimana kalau ada seorang anak yang suatu hari menemukan pintu? Setelah pintu membuka, dia menemukan banyak sekali makanan. Ya, itu adalah awal dari ide Kedai Sulap.
Ide awal masih terasa sukar untuk dituliskan. Dan saya pun memutuskan untuk mengendapkannya.
Baru sekitar tahun 2019, saat Dewan Kesenian Jakarta membuka sayembara cerita anak, saya segera kepikiran novel ini. Kemudian saya pun mengembangkannya. Bagaimana kalau menambahkan unsur lokalitas dan fantasi? Dan fiola, jadilah novel anak ini.
Saya juga sangat terkejut waktu naskah ini menjadi Pemenang Harapan bersama kedelapan naskah lain. Ya, walaupun saya tidak memungkiri ada sedikit skandal dalam proses menentukan pemenangnya.
Apa pun yang orang lain katakan, setidaknya saya sudah memberikan yang terbaik pada waktu itu. Saya juga akan mengakui bahwa Kedai Sulap merupakan simbol atas luka-luka yang saya pendam sendiri.
Akhir kata, saya berharap naskah ini bisa menginspirasi banyak pembaca, khususnya anak-anak.
Selengkapnya klik di sini.
Posting Komentar
2 Komentar
Ide novelnya unik, pantesan jadi pemenang Harapan DKJ
BalasHapuscongrats
Makasih, Mbak :D
Hapus