Resensi Novel: Opera San Margenia di Cabaca
Sebelum review novel Cabaca yang
berjudul Opera San Margenia, saya ingin memaparkan identitas novel online
Indonesia yang satu ini:
Judul Asli : Opera San Margenia
Penulis : Ruwi Meita
Platform : Cabaca
Blurb :
Kapal pesiar
itu bernama Las Olas de Estrellas. Reya beruntung mendapat kesempatan
mengarungi rute Eropa dengan hotel mewah yang mengapung di atas laut itu
bersama Vini, sepupunya. Namun, tak hanya menikmati fasilitas kelas atas dan
pemandangan-pemandangan indah, hati Reya turut berlayar membelah segara masa
lalu. Ada saja hal-hal yang ditemuinya dalam perjalanan yang mengingatkannya
pada seseorang yang pernah merajut dongeng indah bersamanya. Seseorang yang tak
tersingkir dari pikirannya bahkan ketika ia menemui pria baru yang penuh
kejutan di kapal itu.
Sirens
menumpangi kapal yang sama bersama pasangannya, seorang pengusaha batu bara
yang justru menggunakan kamar mereka untuk tidur bersama perempuan lain. Mudah
bagi Sirens untuk mencampakkan pria itu, sebab ia yakin hatinya sudah tak bisa
jatuh cinta. Ia telah kehilangan arah sejak memutuskan untuk menjadi model
majalah dewasa dan meninggalkan ibunya di Indonesia. Namun, perlahan-lahan
kapal itu menyodorkannya harapan dan kemungkinan baru. Sirens bertemu seorang
fotografer bernama Musha yang mengikuti tur di kapal itu demi mencari Reya.
Untuk pertama kalinya, Sirens bertanya-tanya apa hatinya telah menemukan tempat
untuk berlabuh.
Di atas Las
Olas de Estrellas, akankah Reya mencari atau merelakan? Akankah Sirens
menemukan atau kehilangan?
Kadang
seseorang harus menunda waktu untuk membuktikan besarnya sebuah cinta. Semuanya
adalah proses dan proses itu adalah cinta itu sendiri.
Dari membaca blurbnya, saya
tertarik membaca keseluruhan novel dari aplikasi baca novel Indonesia yang
bernama Cabaca ini. Sekadar memberitahu, seluruh novel yang ada di website baca
novel gratis Cabaca, melalui tahap kurasi atau seleksi, sehingga tidak
kaleng-kaleng lagi.
Baik, kembali ke Opera San Margenia.
Opera San Margenia adalah novel
yang harus kami nikmati dengan perlahan dan menelaah detail demi detail yang
berserakan sepanjang bab demi bab. Cerita berjalan dengan dua sudut pandang,
yakni Sirens dan Reya, dua orang asing yang karena takdir bertemu dan terbelit
masalah rumit.
Latar tempat dari novel ini cukup
menarik, yaitu di kapal pesiar bernama Las Olas de Estrellas. Reya datang
berpesiar bersama sepupunya, Vini, karena dapat tiket gratis. Sedangkan Sirens
berpesiar dengan pacarnya.
Awalnya mereka mengira akan mneghabiskan
banyak waktu dengan pacar (atau sepupu), tapi sebuah kenyataan lain membuyarkan
rencana itu. Permasalahan percintaan membuat liburan mereka carut-marut.
Perkara percintaan memang selalu
asyik untuk dibaca. Seperti apa yang diungkapkan satu tokoh pendukung di novel Opera San Margenia, yang kurang lebihnya seperti ini: jalan cinta setiap manusia
barangkali akan mudah atau memutar terlebih dahulu. Apa pun itu, seluruh cinta
sangatlah indah.
Secara keseluruhan, Opera San Margenia adalah novel di Cabaca yang memiliki ide cerita antimaintreams, terlebih
dengan teknik kepenulisan dari Ruwi Meita, sangat memanjakan pemikiran saya
terhadap novel bagus.
Walaupun saya tidak menampik,
tidak ada yang sempurna di dunia ini, termasuk juga novel ini. Saya menemukan
ada pemborosan kata “-nya” di beberapa bab. Namun, selebihnya novel ini sangat
enak untuk diikuti dari satu bab ke bab selanjutnya.
Opera San Margenia merupakan
novel gratis yang bisa kamu baca di Jam Baca Nasional, yaitu sekitar jam
21.00-22.00 WIB di Cabaca, yakni aplikasi baca novel gratis yang
menyejahterahkan penulisnya dengan tetap memberikan komisi meskipun sedang Jam
Baca Nasional.
Selamat berjumpa di review novel
selanjutnya.
Posting Komentar
0 Komentar