Cerita Anak: Di Manakah Jarum Jahit Peri Lotus? (Dimuat di Solopos : 27 Mei 2018)


DI MANAKAN JARUM JAHIT PERI LOTUS?
Oleh: Lisma Laurel




Desa Chloe sedang gempar. Peri Lotus yang ditugaskan untuk menyulam taplak perayaan musim semi, menghilangkan jarum jahitnya. Bagaimana ini? Ratu Peri paling menyukai taplak yang berhiaskan bunga-bungaan. Bila tidak ada sulaman bunga, Ratu Peri pasti marah. Jika marah, tidak ada lagi perayaan musim semi yang menyenangkan.

“Kita harus mencari jarum itu!” perintah Peri Anggrek.
Para peri terbang ke sana-ke mari. Mereka mencari ke seluruh bunga lotus, tempat Peri Lotus tinggal, tetapi tidak ada. Malah beberapa peri sampai masuk ke semak-semak juniper di sepanjang danau. Tidak ada juga. Jadi, di manakah jarum itu sebenarnya? Tidak ada yang tahu.
“Cari yang teliti. Warna jarumku emas.”             
Peri-peri bergaun kelopak bunga itu, terbang mengelilingi danau, bahkan ke seluruh desa Chloe, menanyakan ke peri lainnya, apakah pernah melihat jarum Peri Lotus? Warnanya keemasan. Jawabannya tetap saja, tidak ada seorang pun yang tahu.
“Ah… aku menyerah,” seru Peri Mawar yang beristirahat di daun talas, “tidak bisakah kita membeli jarum jahit baru?”
“Tidak! Aku tidak bisa menjahit tanpa jarum itu.”
“Semua jarum kan sama saja, Peri Lotus,” kata Peri Melati.
“Tidak sama. Jarumku adalah jarum wasiat. Karena jarum itu, seluruh keluargaku ditugaskan untuk menyulam taplak perayaan musim semi turun-temurun. Karena jarum itulah sulaman kami menjadi bagus.”
Memang tidak ada sulaman yang paling indah daripada milik keluarga Peri Lotus. Namun, kini jarum itu menghilang. Haruskah perayaan dibatalkan saja?
“Tidak bisa. Sekali dibatalkan, maka tidak ada perayaan berikutnya.”
Peri-peri bertopang dagu di tepi danau. Tidak ada yang bersuara, selain suara katak, tetapi mereka tidak tahu apa yang katak katakan. Bahasa mereka berbeda.
“Kalau begitu biar aku saja yang menyulam taplak,” seru Peri Melati.
“Tidak bisa, sulamanmu tidak seindah punyaku.”
“Setidaknya ada sulaman di taplak, daripada tidak sama sekali.”
Tanpa menunggu jawaban Peri Lotus, Peri Melati mengambil jarum dan benang beraneka warna kepunyaannya sendiri. Dia lalu masuk ke rumah Peri Lotus, mulai menyulam taplak hitam dengan gambar bunga melati. Para peri yang lain mengerubunginya.
“Sulamanmu terlalu renggang. Lebih dekatkan satu sama lain agar bentuknya terlihat jelas! Bukan seperti itu!” marah Peri Lotus.
“Kalau begitu, ajarkan bagaimana cara yang tepat.”
“Seperti ini!”
Peri Lotus menyulamnya dengan cepat. Jadilah satu kuntum sulaman melati yang terlihat seperti aslinya.
“Seperti ini!”
“Oke, aku akan menyulam bunga yang lain.”
Kali ini Peri Melati berniat membuat sulaman bunga mawar, tetapi bentuknya sangat aneh.
“Kamu kan tinggal mengikuti sketsa yang sudah aku buat. Apa susahnya, sih? Kenapa bentuknya aneh?”
“Kalau begitu kamu saja yang coba menyulam.”
Peri Lotus mengambil jarum Peri Melati. Sebuah bunga mawar merah, berhasil disulam Peri Lotus. Bentuknya tak kalah indah dengan bunga melati sebelumnya.
“Eh tunggu, sepertinya kamu bisa melanjutkan sulaman ini. Lihat! Sulamanmu bagus sekali. Kamu sudah tidak butuh jarum wasiat itu.”
Peri Lotus berdiam sejenak. Dia mengamati sulamannya. Ternyata tidak jauh berbeda dari sulaman yang biasa dia lakukan dengan menggunakan jarum wasiat. Kini Peri Lotus menyadari bahwa yang membuat sulamannya indah bukanlah jarumnya, melainkan keterampilannya.
Hari demi hari berikutnya, Peri Lotus terus menyulam, menyulam, dan menyulam hingga perayaan musim semi pun tiba. Ratu Peri memuji sulaman Peri Lotus. Seluruh peri di malam itu, berbahagia. Mereka makan-makan, menyanyi, dan menari.
Namun, tidakkah kalian penasaran di mana jarum jahit wasiat Peri Lotus sebenarnya? Jarum keemasan itu tidak sengaja jatuh ke danau saat Peri Lotus membersihkan meja kerjanya. Jarum keemasan itu berkilauan di dasar danau yang gelap, dijaga oleh katak-katak yang masih berusaha menyampaikan di mana letak jarum tersebut sebenarnya.

Posting Komentar

0 Komentar