Resensi: Almond karya Sohn Won Pyung (Gramedia Pustaka Utama)

 TIDAK ADA RASA TAKUT




Kata dokter, Yoon Jae mempunyai kelainan pada otaknya. Bagian pada otaknya yang seharusnya bisa mempresentasikan rasa, hanya sebesar almond. Dari sanalah, Yoon Jae tidak bisa mengenal rasa takut, bahagia, sedih, dan lain sebagainya. 

Ini adalah novel terjemahan dari Korea Selatan. Salah satu alasan kenapa saya ingin membacanya karena novel ini pernah dibaca Namjoon dan Yoongi di acara In the Soop. Sebagai pencinta Bangtan yang suka baca buku, saya pun membaca versi ebook di Gramedia Digital. 

Sebagai anak yang terlahir tanpa kemampuan mengidentifikasi perasaan, itu menjadi hal sulit bagi Yoon Jae. Bahkan, dokter pun bilang tidak ada obatnya. Dokter berkeinginan untuk menjadikan Yoon Jae sebagai objek penelitian. Namun, ibu melarangnya. Ibu tidak ingin Yoon Jae menjadi objek penelitian yang selalu diberi obat atau suntikan. Kemudian dengan segenap usaha, ibu pun mengajarkan Yoon Jae bagaimana berekspresi. 

Suatu ketika, Yoon Jae harus menerima nasib kalau ibu koma dan neneknya meninggal. Kehidupan Yoon Jae bertambah sulit. Dia adalah remaja yang harus memikirkan segalanya. Kesulitan Yoon Jae tidak sampai di sana. Dia bertemu dengan Gon, si anak begajulan yang suka berbuat onar. 

Karena Gon, Yoon Jae pernah dipukuli dan masuk rumah sakit. Tapi, Yoon Jae tidak bisa menjauhinya karena sejak peristiwa itu, Gon sering datang ke toko bukunya dan bercerita apa pun. Karena Gon, Yoon Jae mulai mengenal apa itu rasa sedih, putus asa, dan luka. 

Di pertengahan buku, Yoon Jae bertemu dengan Dora. Seorang gadis yang mengajarkannya arti cinta, bahagia dan senyuman. Yoon Jae juga bertemu dengan Prof. Shim dan Paman Yoon yang selalu membantunya. 

Seperti yang pernah ibu Yoon Jae katakan, apabila dokter tidak bisa menyembuhkan anaknya, dia yang akan menyembuhkannya. Ibu percaya, suatu hari Yoon Jae akan bisa seperti anak normal. 

Secara keseluruhan, saya menyukai novel ini. Terlepas apakah para Oppa membacanya atau tidak, novel Almond memang enak untuk dibaca. Konflik yang disajikannya pun memberi kesegaran. 

Posting Komentar

0 Komentar