Resensi Novel: The Story of Doctor Dolittle (Hugh Lofting, Gramedia Pustaka Utama)
Dokter Dolittle dan Hewan-hewan Kesayangannya
Dokter Dolittle
dulunya adalah dokter yang hebat, tapi karena hobi melihara hewan, para pasien
Dolittle tidak ada yang berkunjung lagi. Para manusia kadang merasa tidak
nyaman berada di dekat hewan-hewan.
Meskipun demikian,
Dokter tidak menyingkirkan semua hewan peliharaannya. Hingga suatu hari, si
Pria Penjual Makanan Kucing menyarankan supaya Dokter Dolittle menjadi dokter
hewan saja, alih-alih dokter manusia.
Dokter pun memikirkan
usul itu. Kemudian si burung beo, Polynesia, mendekati Dokter dan mengajaknya
bicara, “Orang itu masuk akal juga. Itulah yang harus kau lakukan. Jadilah
dokter hewan. Berhentilah merawat manusia, kalau mereka memang tidak punya otak
yang cukup untuk mengerti kalau kau dokter terbaik di dunia. Rawatlah hewan,
lalu orang-orang itu akan segera menyadarinya. Jadilah dokter hewan.”
Polynesia memang bisa
bicara dalam bahasa manusia karena itu adalah kelebihannya. Polynesia pun
mengajari Dokter bicara dalam bahasa hewan. Tak butuh waktu lama, klinik Dokter
dikunjungi manusia dan hewan peliharaannya.
Namun, suatu hari,
seekor buaya datang untuk berobat. Dia adalah buaya sirkus. Setelah diobati,
buaya itu tidak mau kembali ke tempatnya. Dia lebih senang tinggal bersama
Dokter Dolittle. Karena buaya itulah, tidak ada lagi hewan peliharaan yang
diizinkan manusia datang ke sana. Bahkan, adik Dokter Dolittle pun
meninggalkannya karena takut kepada buaya.
Tetap saja, Dokter
Dolittle tidak menyuruh buaya itu untuk pergi. Dokter Dolittle menganggap uang
bukanlah hal penting. Dia pasti bisa hidup tanpa uang.
Sayangnya, persepsi
Dokter Dolittle itu salah. Uang emang tidak penting, tapi kalau tidak ada uang,
kebutuhan sehari-hari tidak bisa terpenuhi.
Suatu ketika, Dokter
Dolittle harus pergi ke Afrika untuk menyembuhkan para monyet yang terkena
wabah. Banyak monyet yang mati karena wabah itu, sehingga mereka pun ketakutan.
Saat itu, Dokter Dolittle tidak memiliki uang sama sekali, tapi dia tetap pergi
dengan meminjam perahu dari kenalannya dan seseorang berbaik hati, mengisi
perbekalan Dokter selama perjalanan.
Bersama beberapa
hewan, Dokter pun melakukan perjalanan nan jauh. Satu demi satu petualangan
mengasyikan pun terjadi.
Ini adalah karya
klasik yang sangat bagus. Ide ceritanya antimainstream dan penceritaannya pun
sangat lancar. Saya sangat menyukai buku ini. Walaupun diciptakan untuk
anak-anak, tapi orang dewasa yang mempunyai jiwa kanak-kanak, pasti menyukainya.
Posting Komentar
0 Komentar